BAB I
PENDAHULUAN
Di
Indonesia diperkirakan 18% dari total penduduk Indonesia menderita kelainan
lemak darah. Dari jumlah itu 80% pasien meninggal mendadak akibat serangan
jantung dan 505 meninggal tidak menampakkan gejala sebelumnya.
Kolesterol sebenarnya sangat diperlukan dalam berbagai
proses metabolisme tubuh. Misalnya sebagai bahan pembentuk dinding sel, memnuat
asam empedu untuk mengemulsikan lemak, serta berperan sebagai bahan
pembuat hormon-hormon seks dan kortikosteroid atau hormon yang dapat
mempengaruhi volume dan tekanan darah, kadar gula darah, otot, serta kekebalan
tubuh. Namun, kadar kolesterol yang berlebihan didalam darah akan menyebabkan
tumpukan plak yang dapat menghambat aliran darah arteri pembuluh darah sehingga
dapat menyebabkan serangan jantung dan stroke.
Lipid adalah salah satu kelompok senyawa organik yang
terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi
kehidupan manusia ialah lipid. Untuk memberikan defenisi yang jelas tentang
lipid sangat sukar, sebab senyawa yang termasuk lipid tidak mempunyai rumus
struktur yang serupa atau mirip.
Para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang disebut lipid.Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid yaitukolestrol, trigliserida dan fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larutdalam lemak , maka perlu dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu butuhsuatu zat pelarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan namaapolipoprotein yang sering diberi nama secara alfabetis yaitu Apo A, ApoB, Apo C dan Apo E. Senyawa lipid dengan apoprotein ini sering disebut sebagai lipoprotein. Setiap lipoprotein terdiri atas Kolestrol(bebas/ester), Trigliserid, Fosfolipid dan Apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik (bentuk bulat agak melonjong) dan mempunyai inti trigliserid dan kolestrol ester dandikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolestrol bebas. Apoprotein ditemukanpada permukaan lipoprotein.
Para ahli biokimia sepakat bahwa lemak dan senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak, dimasukkan kedalam satu kelompok yang disebut lipid.Di dalam darah kita ditemukan tiga jenis lipid yaitukolestrol, trigliserida dan fosfolipid. Oleh karena sifat lipid yang susah larutdalam lemak , maka perlu dibuat bentuk yang terlarut. Untuk itu butuhsuatu zat pelarut yaitu suatu protein yang dikenal dengan namaapolipoprotein yang sering diberi nama secara alfabetis yaitu Apo A, ApoB, Apo C dan Apo E. Senyawa lipid dengan apoprotein ini sering disebut sebagai lipoprotein. Setiap lipoprotein terdiri atas Kolestrol(bebas/ester), Trigliserid, Fosfolipid dan Apoprotein. Lipoprotein berbentuk sferik (bentuk bulat agak melonjong) dan mempunyai inti trigliserid dan kolestrol ester dandikelilingi oleh fosfolipid dan sedikit kolestrol bebas. Apoprotein ditemukanpada permukaan lipoprotein.
Setiap lipoprotein berbeda dalam ukuran, densitas,
komposisi lemak, dankomposisi lipoprotein. Dengan menggunakan ultrasentrifusi,
pada manusiadibedakan enam jenis lipoprotein, yaitu:
1.
HDL (High Density Lipoprotein) :
lipoprotein yang terlibat dalammetabolisme VLDL, LDL dan IDL.HDL disintesis
oleh usus dan hati.
2.
LDL (Low Density Lipoprotein) :
adalah stadium akhir darikatabolisme VLDL. VLDL yang dikeluarkan oleh hati akan
berubahmenjadi LDL di dalam sirkulasi darah. LDL banyak mengandungkolesterol
dibandingkan bentuk VLDL.
3.
IDL (Intermediate Density
Lipoprotein): bentuk peralihan dariVLDL ke LDL, biasanya terbentuk singkat
dalam pembuluh darah.
4.
VLDL (Very Low Density Lipoprotein)
: adalah lemak yang diangkutdari hati (dari metabolisme hati).
5.
Kilomikron : adalah lemak yang
diangkut mukosausus.
6.
FFA (Free Fatty Acid) : adalah asam
lemak bebas yang dijumpai dalam plasma darah sebagai produk lipolisis
daripembuluh darah dan jaringan adipose.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Lipid (Kadar lemak darah)
Uji kolesterol atau disebut juga panel lipid atau profil
lipid, mengukur kadar lemak (lipid) dalam darah. Pemeriksaan ini memerlukan
persiapan puasa mulai 12 jam sebelumnya (tidak makan atau minum, kecuali air
putih). Setelah serangan jantung, pembedahan, infeksi, cedera atau kecelakaan,
sebaiknya menunggu sedikitnya 2 bulan agar hasilnya lebih akurat.
Kolesterol Total. Ini
adalah jumlah total kandungan kolesterol darah anda. Kolesterol diproduksi oleh
tubuh sendiri dan juga datang dari asupan makanan yang kita konsumsi (produk
hewani). Kolesterol dibutuhkan tubuh untuk mempertahankan kesehatan sel-sel
tetapi level yang terlalu tinggi akan meningkatkan risiko sakit jantung.
Idealnya total kolesterol harus <200 mg/dL atau <5.2 mmol/L. Kedua ukuran
tersebut setara, hanya dinyatakan dalam satuan yang berbeda. Di Indonesia
umumnya menggunakan satuan mg/dL. Faktor genetik juga berperan sebagai penentu
kadar kolesterol, selain dari makanan yang dimakan.
Low-density lipoprotein (LDL) alias si kolesterol “jahat”. Terlalu banyak LDL dalam darah
menyebabkan akumulasi endapan lemak (plak) dalam arteri (proses
aterosklerosis), sehingga aliran darah menyempit. Plak ini kadang-kadang bisa
pecah dan menimbulkan masalah besar untuk jantung dan pembuluh darah. LDL ini
adalah target utama dari berbagai obat penurun kolesterol. Target yang ingin
kita capai :
1. <70 mg/dL untuk individu yang sudah memiliki penyakit kardiovaskular
atau pasien yang berisiko sangat tinggi untuk terkena (misalnya : sindrom
metabolik)
2. 100 mg/dL untuk pasien risiko tinggi (misalnya : pasien dengan beberapa
faktor risiko sekaligus)
3. <130 mg/dL untuk individu yang berisiko rendah terkena PJK
High-density lipoprotein (HDL) seringkali disebut kolesterol “baik” karena membantu membawa pergi
LDL dari aliran darah untuk disimpan sebagai cadangan di dalam sel, menjaga
pembuluh darah tetap terbuka dan lancar. Idealnya level HDL harus diatas 40
mg/dL. Umumnya wanita memiliki level yang lebih tinggi daripada pria. Olahraga
dapat membantu meningkatkan kadar HDL.
Trigliserida (TG). Trigliserida adalah tipe lemak lain dalam darah.Level TG yang tinggi
umumnya menunjukkan bahwa anda makan lebih banyak kalori daripada kalori yang
dibakar untuk aktivitas, karena itu level TG biasanya tinggi pada pasien yang
gemuk atau pasien diabetes. Makanan tinggi karbohidrat (gula sederhana) atau
alkohol dapat menaikkan TG secara bermakna. Idealnya level trigliserida
haruslah <150 mg/dL (1.7 mmol/L). American Heart Association (AHA)
merekomendasikan bahwa level TG untuk kesehatan jantung “optimal” adalah 100
mg/dL (1.1 mmol/L).
B. Novel Risk Factors (Faktor Risiko Baru)
Selain dari faktor risiko klasik
seperti profil lipid, menurut penelitian mutakhir, ada beberapa substansi yang
apabila kadarnya dalam darah berlebihan dapat berkontribusi sebagai faktor
risiko.
C-reactive protein (CRP) adalah suatu
protein yang diproduksi oleh hati (liver) sebagai respons terhadap cedera atau
infeksi (reaksi inflamasi). CRP adalah penanda adanya peradangan di suatu
tempat pada tubuh. Bagaimanapun, tes CRP tidak dapat menujuk dengan pasti
dimana lokasi peradangan tersebut berlangsung. Kita tahu bahwa peradangan
memainkan peranan penting dalam proses aterosklerosis (penumpukan plak
koroner). Jadi saat ini CRP adalah pemeriksaan pelengkap, bila hasilnya
digabungkan dengan hasil lab darah lainnya, maka dokter akan memiliki gambaran
kesehatan jantung yang lebih komplit.
Menurut American Heart Association,
hasil CRP dapat diinterpretasikan sebagai berikut : Risiko rendah (<1,0
mg/L), risiko sedang (1,0-3,0 mg/L), dan risiko tinggi (>3,0 mg/L).
Rekomendasi saat ini : skrining CRP tidak dilakukan secara luas tetapi hanya
untuk mereka yang sudah diketahui berisiko penyakit jantung.
Obat penurun kolesterol statin dapat
menurunkan level CRP dalam batas tertentu, tetapi tidak disarankan untuk
mengkonsumsi statin semata untuk menurunkan CRP (harus ada gangguan lipid
lainnya). Bila anda mengkuatirkan level CRP anda dan butuh info lebih lanjut,
konsultasikan dengan kardiolog terdekat.
Fibrinogen adalah protein dalam darah yang membantu pembekuan darah (misalnya
saat anda terluka), tetapi terlalu banyak fibrinogen dapat menyebabkan bekuan
terbentuk dalam arteri (pembuluh darah kecil) yang penting seperti di otak,
menyebabkan stroke atau di koroner, menyebabkan serangan jantung. Fibrinogen
yang terlalu tinggi juga merupakan indikator aterosklerosis, dan menghambat
penyembuhan cedera yang sudah ada sebelumnya di dinding arteri. Fibrinogen
dapat ditambahkan dalam formulir pemeriksaan oleh dokter bila anda berisiko
cukup tinggi terhadap penyakit jantung.
Merokok, kurang gerak, banyak minum
alkohol atau minum pil estrogen (KB atau terapi hormonal) dapat menaikkan level
fibrinogen. Level normal fibrinogen adalah antara 200 – 400 mg/L.
Homosistein adalah substansi yang digunakan oleh tubuh untuk membentuk protein
dan untuk membangun serta mempertahankan jaringan tubuh. Namun, terlalu banyak
homosistein dapat meningkatkan risiko stroke, risiko penyakit jantung tertentu,
dan penyakit pembuluh darah tangan dan kaki (penyakit arteri perifer).
Dokter mungkin akan memeriksa level
homosistein bila ada mengalami masalah kardiovaskular, padahal, tidak memiliki
salah satu pun dari faktor risiko tradisional seperti merokok, kolesterol,
diabetes, atau hipertensi. Dokter juga mungkin akan menyarankan skrining
homosistein bila ada anggota keluarga anda yang menyandang penyakit jantung
pada usia muda atau memiliki level homosistein yang tinggi.
Level normal homosistein adalah
antara 4,4-10,8 µmol/L. Level homosistein dapat diturunkan bila anda
menkonsumsi cukup asam folat dan vitamin B, yang berlimpah terkandung dalam
sayuran berdaun hijau, atau suplemen. Hingga saat ini belum diketahui apakah
menurunkan level homosistein benar-benar mampu menurunkan risiko kematian
akibat penyakit jantung.
Lipoprotein (a) atau Lp(a) [baca: Lp little a], adalah
subtipe dari kolesterol LDL. Kadarnya ditentukan oleh gen dan umumnya tidak
terpengaruh oleh gaya hidup. Level Lp(a) yang tinggi merupakan tanda risiko
penyakit jantung, walaupun tidak jelas berapa besar risiko yang timbul. Lp(a)
mungkin akan diperiksa oleh dokter apabila anda masih terkena PJK walaupun
level kolesterol standar lainnya normal atau bila anda punya riwayat keluarga
yang berpenyakit jantung pada usia muda atau meninggal mendadak saat muda.
Lp(a) juga harus diperiksa apabila LDL anda tidak berespon baik terhadap
pengobatan.
C. KOLESTEROL
Kolesterol adalah suatu molekul lemak di dalam sel
dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan trigliserida. Kolesterol
sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Seperti kita ketahui, lemak
merupakan salah satu zat gizi yang sangat diperlukan oleh tubuh kita disamping
zat gizi lain seperti karbohidrat, protein, vitamin dan mineral. Lemak
merupakan salah satu sumber energi yang memberikan kalori paling tinggi.
Disamping sebagai salah satu sumber energi, sebenarnya lemak atau khususnya
kolesterol memang merupakan zat yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita terutama
untuk membentuk dinding sel-sel dalam tubuh. Kolesterol juga merupakan bahan
dasar pembentukan hormon-hormon steroid. Kolesterol yang kita butuhkan
tersebut, secara normal diproduksi sendiri oleh tubuh dalam jumlah yang tepat.
Tetapi ia bisa meningkat jumlahnya karena asupan makanan yang berasal dari
lemak hewani, telur dan yang disebut sebagai makanan sampah (junkfood).
Kolesterol dalam tubuh yang berlebihan akan tertimbun di dalam dinding pembuluh
darah dan menimbulkan suatu kondisi yang disebut aterosklerosis yaitu
penyempitan atau pengerasan pembuluh darah. Kondisi ini merupakan cikal bakal
terjadinya penyakit jantung dan stroke.
Dari hati, kolesterol diangkut oleh lipoprotein yang
bernama LDL (Low Density Lipoprotein) untuk dibawa ke sel-sel tubuh yang
memerlukan, termasuk ke sel otot jantung, otak dan lain-lain agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh
lipoprotein yang disebut HDL (High Density Lipoprotein) untuk dibawa kembali ke
hati yang selanjutnya akan diuraikan lalu dibuang ke dalam kandung empedu
sebagai asam (cairan) empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak daripada HDL
sehingga ia akan mengambang di dalam darah. Protein utama yang membentuk LDL
adalah Apo-B (apolipoprotein-B). LDL dianggap sebagai lemak yang
"jahat" karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol di dinding
pembuluh darah. Sebaliknya, HDL disebut sebagai lemak yang "baik"
karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding
pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati. Protein utama yang
membentuk HDL adalah Apo-A (apolipoprotein). HDL ini mempunyai kandungan lemak
lebih sedikit dan mempunyai kepadatan tinggi sehingga lebih berat.
Dilihat dari struktur kimianya, kolesterol merupakan
senyawa lemak yang kompleks. Sebagian besar kolesterol yang beredar dalam tubuh
manusia dihasilkan dari dalam tubuh (di hati), mencapai 80% dari total
kolesterol. Sisanya (20%) diperoleh dari makanan. Meski tampak
"jahat" sebenarnya kolesterol memiliki banyak kegunaan dalam tubuh,
di antaranya membuat hormon seks, membentuk dinding sel dan lain-lain.
Kolesterol tidak larut dalam cairan darah. Untuk itu
agar dapat dikirim ke seluruh tubuh perlu dikemas bersama protein menjadi
partikel yang disebut lipoprotein. Lipoprotein dapat dianggap sebagai 'pembawa'
(carier) kolesterol dalam darah
Jumlah kolesterol yang ada di tubuh kita harus
seimbang dengan kebutuhan. Dengan begitu tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi
bila jumlahnya berlebihan, salah satunya akibat terlau sering makan makanan
mengandung kolesterol, maka kadar kolesterol dalam darah akan meningkat.
Ø
Jenis Kolesterol
Ada
beberapa jenis kolesterol yang penting untuk diketahui.
1. Kolesterol LDL (low density lipoprotein)
Kolesterol LDL ini adalah kolesterol
yang mengangkut paling banyak kolesterol di dalam darah. LDL sering disebut
sebagai kolesterol jahat, karena kadar LDL yang tinggi akan menyebabkan
mengendapnya kolesterol dalam arteri. Kolesterol LDL merupakan faktor risiko
utama penyakit jantung koroner dan merupakan target utama dalam pengobatan.
2. Kolesterol HDL (high density lipoprotein)
Kolesterol HDL mengangkut kolesterol
lebih sedikit. HDL sering disebut kolesterol baik, karena dapat membuang
kelebihan kolesterol jahat di pembuluh darah arteri kembali ke hati untuk
diproses dan dibuang. Jadi HDL mampu mencegah kolesterol mengendap di arteri
dan melindungi (proteksi) dari aterosklerosis (terbentuknya plak pada dinding
pembuluh darah).
Selain LDL dan HLD ada lagi satu
jenis lemak yang berbahaya, yakni trigliserida. Trigliserida adalah salah satu
jenis lemak yang terdapat dalam darah dan berbagai organ dalam tubuh.
Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah dapat meningkatkan kadar
kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar trigliserida dalam darah
seperti kegemukan, minum alkohol, makan gula, makan lemak. Kadar trigliserida
yang tinggi banyak dikaitkan dengan pankreatitis atau radang pankreas.
Ø Penyebab Kolesterol
Konsumsi
makanan yang tinggi lemak dan sumber kolesterol (seperti makanan berminyak,
bersantan, makanan fast food) , alkohol dan gula yang berlebihan.
Penyebab
Kolesterol Tinggi. Pernah dengar tentang Kolestrol tinggi atau bahkan ada yang
pernah mengalami kolesterol tinggi ? Keluhan yang biasa terjadi rasa sakit atau
pegal di tengkuk kepala bagian belakang hingga pundak, kaki bengkak, mudah
capai dan gampang ngantuk. Mungkin bagi yang pernah mengalaminya tahu tentang Penyebab
Kolesterol Tinggi.
Sebelum
kita bahas mengenai Penyebab Kolesterol Tinggi, perlu diperhatikan dan dicamkan
bahwa Kadar kolesterol yang tinggi merupakan faktor risiko penyakit jantung dan
pembuluh darah. Resiko terburuknya, gumpalan-gumpalan lemak bisa menyumbat
aliran darah sehingga bisa memicu kematian akibat serangan jantung atau
stroke... mengerikan!! Kolesterol yang tinggi dialami ratusan juta orang di
seluruh dunia.
Penyebab
utamanya kebanyakan adalah karena makanan. Tapi selain makanan ternyata ada
penyebab lain yang perlu diketahui.
1.
Makanan sehari-hari
Kolesterol
umumnya berasal dari lemak hewani seperti daging kambing, meski tidak sedikit
yang berasal dari lemak nabati seperti santan dan minyak kelapa. Beberapa
makanan yang selama ini diyakini sehat seperti telur, juga banyak mengandung
kolesterol.
Makanan yang terlalu banyak lemak jenuh bisa
menyebabkan kolesterol tinggi, sehingga disarankan untuk bijak mengonsumsi
makanan sehari-hari agar tidak berlebih.
Mulailah menata makanan seperti daging sapi, kambing,
susu, telur, mentega dan keju karena mengandung lemak jenuh.
Makanan yang mengandung minyak kelapa, minyak kelapa
sawit atau mentega juga memiliki banyak lemak jenuh. Lemak jenuh juga sering
didapati pada makanan ringan yang mengandung margarin, yang menggunakan minyak
goreng dan kue-kue.
2.
Berat badan
Berat badan berlebih tidak hanya mengganggu penampilan tapi lebih banyak
efek buruk kesehatannya. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan trigliserida
dan menurunkan HDL (kolesterol baik).
3.
Kurang bergerak (baca: 5 tanda tubuh perlu olah raga)
Tubuh manusia didesain untuk selalu
bergerak sehingga sangat dianjurkan untuk banyak bergerak. Coba perhatikan
apakah kegiatan sobat lebih banyak duduk atau tidur dan jarang berjalan kaki.
Kurang bergerak dapat meningkatkan LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan HDL
(kolesterol baik).
4.
Umur dan jenis kelamin
Setelah mencapai usia 20 tahun,
kadar kolesterol biasanya cenderung naik. Pada pria, kadar kolesterol umumnya
terus menerus meningkat setelah usia 50 tahun. Pada wanita, kadar kolesterol
tinggal akan turun saat menopause, setelah itu kolesterolnya cenderung tinggi
seperti pada pria.
5.
Penyakit tertentu
Bisa saja sobat sudah berusaha
menjauhi makanan berlemak tapi ternyata kolesterol masih tinggi. Memiliki
penyakit tertentu seperti diabetes atau hipotiroidisme dapat menyebabkan
kolesterol tinggi.
6.
Sejarah keluarga
Jika salah satu anggota keluarga
punya masalah kolesterol tinggi maka berhati-hatilah karena risiko memiliki
kolesterol tinggi juga bisa terjadi.
7.
Merokok
Merokok dapat menurunkan kolesterol
baik, sehingga yang beredar di tubuh hanya kolesterol jahat. Kolesterol jahat
ini jika jika tidak dikendalikan bisa berakibat fatal.
Itulah beberapa Penyebab
Kolesterol Tinggi (detikhealth) yang bisa saja terjadi pada setiap
orang dan perlu diketahui pula dikatakan memiliki kadar kolesterol normal jika
ukurannya 160-200 mg sedangkan masuk kondisi berbahaya jika sudah di atas 240
mg karena bisa menyebabkan stroke.
Kadar
kolesterol di dalam darah penting utnuk tetap dipantau. Karena dengan demikian
status kesehatan tubuh kita dapat terdeteksi lebih awal sebelum kita
mendapatkan sinyal keluhan dari gejala-gejala hiperkolesterol. Kadar kolesterol
yang perlu diperhatikan adalah keseimbangan kadar antara kolesterol HDL dan
LDL. Sementara untuk Trigliserida sendiri pnting pula diperhatikan untuk
terpantau harus diangka yang tetap rendah.
Kolesterol HDL dianjurkan memiliki
kadar yang harus lebih tinggi ketimbang kadar kolesterol LDL. Karena kolesterol
HDL adalah penolong dalam mencegah terjadinya timbunan plak lemak yang
disebabkan oleh kolesterol LDL. Guna menilai apakah kadar kolesterol seseorang
tinggi atau rendah, semuanya mengacu pada pedoman umum yang telah digunakan
diseluruh dunia yakni pedoman dari NCEP ATP III (National cholesterol Education
Program, Adult Panel Treatment III), dimana telah ditetapkan bahwa :
1.
Total kolesterol : NNilai Normal
< 200 mg/dl Perbatasan tinggi 200 – 239 mg/dl Tinggi > 240 mg/dl
2.
LDL kolesterol : Optimal < 100
mg/dl Mendekati optimal 100 – 129 mg/dl Perbatasan tinggi 130 – 159 mg/dl Tinggi
160 – 189 mg/dl Sangat tinggi > 190 mg/d
3.
HDL kolesterol : Rendah < 40
mg/dl Tinggi 60 mg/dl
4.
Trigliserida : Normal < 150 mg/dl
Perbatasan tinggi 150 -199 mg/dl Tinggi 200 – 499 mg/dl Sangat tinggi > 499
mg/dl
Risiko tinggi untuk mendapatkan PJK (Penyakit
Jantung Koroner) dan stroke erat berhubungan dengan kadar kolesterol yang
tinggi, terlebih mereka yang memiliki faktor risiko lebih dari dua seperti
hipertensi (tekanan darah tinggi) , diabetes mellitus (kencing manis), merokok,
obesitas (kegemukan) dan seseorang yang memiliki faktor bawaan. Mereka yang
berada dikelompok berisiko tinggi ini harus memperhatikan atau memperbaiki pola
hidup sehari-hari, sehingga dianjurkan untuk diet rendah lemak, berolah raga
cukup, menjaga berat badan yang seimbang dan berhenti merokok. Seseorang dengan
kadar kolesterol tinggi memang kurang merasakan gangguan.
Ø Gambaran Laboratorium.
Untuk menilai apakah kadar kolesterol seseorang tinggi
atau rendah semuanya harus mengacu pada pedoman umum yang telah disepakati dan digunakan
diseluruh dunia yaitu pedoman dari NCEP ATP III (National Cholesterol Education
Program Adult Panel Treatment III), yang antara lain menetapkan bahwa:
1.
Total Kolesterol :
Nilai
Normal <
200 mg/dl
Perbatasan tinggi 200
– 239 mg/dl
Tinggi >
240 mg/dll
2.
LDL Kolesterol :
Optimal <
100 mg/dl
Mendekati
optimal 100 –
129 mg/dl
Perbatasan tinggi 130
– 159 mg/dl
Tinggi 160
– 189 mg/dl
Sangat tinggi >
190 mg/dl
3.
HDL Kolesterol :
Rendah <
40 mg/dl
Tinggi 60
mg/dl
4.
Trigliserida
Normal <
150 mg/dl
Perbatasan tinggi 150
-199 mg/dl
Tinggi 200
– 499 mg/dl
Sangat tinggi >
499 mg/dl
Pada pemeriksaan laboratorium
memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Parameter yang diperiksa
yaitu kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid
(Bahri 2004).
a)
Persiapan
Sebaiknya pasien dalam keadaan metabolik yang stabil,
tidak ada perubahan berat badan, polamakan,
kebiasaan merokok, olahraga, minum kopi/alcohol dalam 2
minggu terakhir sebelum dilakukanpemeriksaan,
tidak ada sakit berat atau operasi dalam 2
bulan terakhir (Bahri 2004).
Tidak mendapat obat
yang mempengaruhikadar lipid dalam 2 minggu terakhir.
Bila hal tersebuttidak memungkinkan,
pemeriksaantetap dilakukan tetapi, dengan disertai catatan
(Bahri 2004).
b)
Pengambilan bahan pemeriksaan
Pengambilan bahan dilakukan setelah puasa makanan 12-16 jam. Sebelum bahan diambil pasienduduk selama 5 menit. Pengambilan bahan dilakukan dengan melakukan bendungan
vena seminimalmungkin. Bahan yang diambil adalah serum (Bahri 2004).
c)
Analis
Analis kolesterol
total
dan trigliserida dilakukan dengan metode ensimatik.
Analis kolesterol HDL dan Kol-LDL
dilakukandengan metode presipitasi dan ensimatik. Kadar
kolesterol LDL sebaiknyadiukur secara langsung,atau dapat juga dihitung menggunakan rumusFriedewaid kalau kadar trigliserida<
400 mg/d, sebagai berikut (Bahri 2004) : Kadar kolesterol LDL =
Kolesterol Total – kolesterol HDL – 1/5 trigliserid.
D.
Faktor Risiko Penyakit jantung dan
stroke Akibat Kolesterol
Jika kadar kolesterol di dalam darah
melebihi dari nilai normal, maka risiko terjadinya penyakit jantung koroner dan
stroke akan lebih besar. Kelebihan kolesterol dapat menyebabkan mengendapnya
kolesterol pada dinding pembuluh darah yang menyebabkan penyempitan dan
pengerasan pembuluh darah yang dikenal sebagai aterosklerosis (proses
pembentukan plak pada pembuluh darah).
Jika penyempitan dan pengerasan ini
cukup berat, sehingga menyebabkan suplai darah ke otot jantung tidak memadai,
maka timbul sakit atau nyeri dada yang disebut sebagai angina. Dan bila
berlanjut akan menyebabkan matinya jaringan otot jantung yang disebut infark
miokard. Jika infark miokard meluas, maka akan timbullah gagal jantung.
Selain kolesterol LDL, faktor risiko
lain yang memperbesar terjadinya penyakit jantung adalah kebiasaan merokok,
nilai HDL rendah (< 40 mg/dl), memiliki penyakit tekanan darah tinggi atau
hipertensi (140/90 atau sedang dalam pengobatan). Selain itu penyakit jantung
berisiko lebih tinggi pada usia 45 tahun (pria) dan 65
tahun (wanita), yang diketahui memiliki riwayat keluarga yang menderita
penyakit jantung.
Adapun
gejala penyakit jantung adalah :
o
Rasa tertekan (ditimpa beban, sakit,
terjepit, diperas, terbakar ) di dada yang dapat menjalar ke lengan kiri,
leher, dan punggung
o
Tercekik atau sesak
o
Berlangsung lebih dari 20 menit.
o
Keringat dingin, lemah, berdebar dan
bisa sampai pingsan
o
Gejala akan berkurang dengan
istirahat dan bertambah berat dengan aktivitas
Jika sumbatan ini menyerang pembuluh darah otak maka
akan terjadi stroke. Gejala serangan stroke tergantung dari derajat serangan,
mulai dari yang ringan sampai berat.
·
Gejala stroke ringan :
o
Bicara tiba-tiba jadi pelo
·
Gejala yang sifatnya berat :
o
kelumpuhan anggota gerak tubuh
o
wajah menjadi tidak simetris
o
jika terjadi perdarahan otak dapat
menyebabkan KEMATIAN.
o
Gejala-gejala stroke memerlukan
tindakan yang cepat agar jangan sampai jatuh pada derajat yang lebih berat.
C. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis
Ada kalanya di unit gawat darurat
atau poliklinik, suatu kondisi kegawatan harus ditegakkan dengan cepat, namun
terkadang gejala klinis yang tampak pada pasien masih meragukan atau tidak jelas.
Disinilah peranan pemeriksaan laboratorium sangat penting sebagai data
penunjang diagnostik.
Natriuretic
peptides: Selain sebagai organ pompa mekanik, saat ini
jantung juga diketahui memiliki fungsi sebagai organ endokrin (penghasil
hormon). Bila jantung mengalami regangan karena overload cairan (gagal jantung)
maka jantung dan pembuluh darah akan mengeluarkan hormon BNP (B-type
natriuretic peptide) yang fungsinya membantu mengeluarkan cairan dari urin.
Level BNP dapat diukur dari sampel darah. Salah satu kegunaan paling penting
dari BNP adalah untuk membedakan apakah suatu kondisi sesak nafas disebabkan
oleh gagal jantung (dimana levelnya akan meningkat) ataukah penyebab lain
seperti paru-paru .Nilai normal bervariasi sesuai jenis kelamin dan usia. Untuk
pasien yang sudah kena gagal jantung, BNP dapat dipakai untuk memonitor
keberhasilan pengobatan,dengan membandingkan naik turunnya level BNP terhadap
level baseline awal. Variasi dari BNP yang lebih baru yaitu N-terminal proBNP
diduga lebih akurat dan saat ini cukup sering kami gunakan di Pusat Jantung
Nasional.
Enzim
Jantung: Apabila terjadi serangan jantung, dimana
pembuluh koroner tersumbat secara total akibat pecahnya plak koroner yang
menghalangi aliran darah, seiring waktu berlalu akan terjadi kerusakan sel otot
jantung yang semakin luas. Sel otot jantung (miokardium) yang rusak akan
melepaskan beberapa enzim yang merupakan penanda bahwa infark sudah terjadi.
Semakin tinggi level enzim jantung yang terdeteksi dalam aliran darah, artinya
semakin besar area yang terkena. Creatinine kinase (CK), Creatinine kinase
muscle brain (CKMB), dan troponin adalah beberapa biomarker yang sering
dipakai. Dari kombinasi pemeriksaan beberapa enzim sekaligus, dokter dapat
memperkirakan onset kapan serangan jantung tersebut mulai terjadi dan
menentukan penanganan yang paling tepat. Beberapa kondisi seperti cedera otot
(habis dikerok) atau gagal ginjal dapat mengacaukan interpretasi hasil
laboratorium ini, karena itu selalu harus diasosiasikan dengan kondisi klinis tiap
pasien.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kolesterol adalah suatu
molekul lemak di dalam sel dibagi menjadi LDL, HDL, total kolesterol dan
trigliserida. Kolesterol sebenarnya merupakan salah satu komponen lemak. Jumlah
kolesterol yang ada di tubuh kita harus seimbang dengan kebutuhan. Dengan
begitu tubuh kita akan tetap sehat. Tetapi bila jumlahnya berlebihan, salah
satunya akibat terlau sering makan makanan mengandung kolesterol, maka kadar
kolesterol dalam darah akan meningkat.
Penyebab utama Kolesterol kebanyakan adalah karena makanan. Tapi selain
makanan ternyata ada penyebab lain yang perlu diketahui.
Kadar kolesterol di dalam darah penting untuk tetap dipantau. Karena dengan
demikian status kesehatan tubuh kita dapat terdeteksi lebih awal sebelum kita
mendapatkan sinyal keluhan dari gejala-gejala hiperkolesterol
Langkah-langkah berikut diketahui dapat mengendalikan kadar kolesterol
dalam darah adalah : Mengetahui kadar kolesterol, Menjaga keseimbangan berat
badan, Aktvitas fisik rutin, Berkenalan dengan lemak baik dan Mengonsumsi
multivitamin.
Untuk menilai apakah kadar
kolesterol seseorang tinggi atau rendah, semuanya harus mengacu pada pedoman
umum yang telah disepakati dan digunakan diseluruh dunia yaitu pedoman dari
NCEP ATP III (National cholesterol Education Program, Adult Panel Treatment
III).
Pada pemeriksaan laboratorium
memegang peranan penting dalam menegakkan diagnosa. Parameter yang diperiksa
yaitu kadar kolesterol total, kolesterol LDL, kolesterol HDL dan trigliserid.
B. SARAN
-
DAFTAR PUSTAKA
·
http://infolaboratoriumkesehatan.wordpress.com/tag/profil-lipid-kadar-lemak-darah/
diakses pada 03/09/2013 pukul 19:59
·
Lars Heslet.1991.kolesterol(judul asli:
cholesterol). Penerbit Kesaint Blanc.jakarta
·
Morrow DA, et al. Chronic coronary
artery disease. In: Libby P, et al., eds. Braunwald’s Heart Disease: A Textbook
of Cardiovascular Medicine. 8th ed. Philadelphia, Pa.: Saunders Elsevier; 2007.
No comments:
Post a Comment