BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Eritrosit merupakan bagian utama dari
sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa
mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa
kira-kira 4 juta sel darah merah. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf, seperti cakram dengan garis
tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit kekuning-kuningan dan dapat
berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat pigmen warna merah berupa
hemoglobin.
b.
Tujuan
Percobaan
Menghitung
jumlah eritrosit dalam darah
c.
Prinsip
Percobaan
BAB II
DASAR TEORI
a.
Teori Percobaan
Sel darah merah atau yang juga disebut sebagai eritrosit berasal
dari Bahasa Yunani, yaitu erythros berarti merah dan kytos yang
berarti selubung/sel). Eritrosit merupakan bagian utama dari
sel-sel darah. Setiap mm kubiknya darah pada seorang laki-laki dewasa
mengandung kira-kira 5 juta sel darah merah dan pada seorang perempuan dewasa
kira-kira 4 juta sel darah merah. Eritrosit mempunyai bentuk bikonkaf,
seperti cakram dengan garis tengah 7,5 uM dan tidak berinti. Warna eritrosit
kekuning-kuningan dan dapat berwarna merah karena dalam sitoplasmanya terdapat
pigmen warna merah berupa hemoglobin.
Bagian dalam eritrosit terdiri dari hemoglobin, sebuah biomolekul yang dapat mengikat oksigen. Hemoglobin
akan mengambil oksigen dari paru-paru dan insang, dan oksigen akan
dilepaskan saat eritrosit melewati pembuluh kapiler. Warna merah sel darah merah sendiri berasal dari warna
hemoglobin yang unsur pembuatnya adalah zat besi. Pada manusia, sel darah merah dibuat di sumsum tulang belakang, lalu membentuk
kepingan bikonkaf. Di dalam sel darah merah tidak terdapat nukleus. Sel darah merah sendiri aktif selama 120 hari sebelum akhirnya
dihancurkan.
Hitung eritrosit adalah jumlah
eritrosit per milimeterkubik atau mikroliter dalah. Seperti hitung leukosit,
untuk menghitung jumlah sel-sel eritrosit ada dua metode, yaitu manual dan
elektronik (automatik). Metode manual hampir sama dengan hitung leukosit, yaitu
menggunakan bilik hitung. Namun, hitung eritrosit lebih sukar daripada hitung
leukosit. Prinsip hitung eritrosit manual adalah
darah diencerkan dalam larutan isotonis untuk memudahkan menghitung eritrosit
dan mencegah hemolisis. Masa hidup eritrosit hanya sekitar 120 hari atau 4 bulan, kemudian
dirombak di dalam hati dan limpa. Sebagian hemoglobin diubah menjadi bilirubin
dan biliverdin, yaitu pigmen biru yang memberi warna empedu. Zat besi hasil
penguraian hemoglobin dikirim ke hati dan limpa, selanjutnya digunakan untuk
membentuk eritrosit baru. Kira-kira setiap hari ada 200.000 eritrosit yang
dibentuk dan dirombak. Jumlah ini kurang dari 1% dari jumlah eritrosit secara
keseluruhan.
Peningkatan
eritrosit dapat meyebabkan polisitemia era, hemokonsentrasi/dehidrasi,
hipertensi , penyakit kardiovaskuler. Salah satu penyakit akibat peningkatan
eritrost adalah hipertensi, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun
secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi
baik pada penderita hipertensi, maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang
normal. Jika hipertensinya berat atau menahun
dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
Ø
sakit kepala
Ø
kelelahan
Ø
mual
Ø
muntah
Ø
sesak napas
Ø
gelisah
Ø
pandangan menjadi kabur yang terjadi
karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Penurunan eritrosit dapat mengakibatkan kehilangan darah (perdarahan), anemia, leukemia, infeksi
kronis, mieloma multipel, cairan per intra vena berlebih, gagal ginjal kronis,
kehamilan, hidrasi berlebihan.
b.
Teori Alat
Alat – alat yang digunakan pada saat praktikum “Hitung
Eritrosit” adalah :
Ü Haemositometer, adalah alat yang dipakai untuk menghitung jumlah sel
darah dan terdiri dari kamar hitung, kaca penutupnya dan dua macam pipet. Mutu
kamar hitung serta pipet-pipet harus memenuhi syarat-syarat ketelitian.
Ü Kamar Hitung, Kamar hitung yang sebaiknya dipakai
ialah yang memakai garis bagi “improved Neubauer”. Luas “seluruh bidang yang
dibagi” adalah 9 mm2 dan bidang ini dibagi menjadi Sembilan “bidang besar” yang
luasnya masing-masing 1 mm2. Bidang besar dibagi lagi menjadi 16 ”bidang
sedang” yang luasnya masing-masing 1/4 x 1/4 mm2. Bidang besar yang letaknya di
tengah-tengah berlainan pembaginya: ia dibagi menjadi 25 bidang dan tiap bidang
itu dibagi lagi menjadi 16 “bidang kecil”. Dengan demikian jumlah bidang kecil
itu seluruhnya 400 buah, masing-masing luasnya 1/20 x 1/20 mm2. Tinggi kamar
hitung, yaitu jarak antara permukaan yang bergaris-garis dan kaca penutup yang
berpasangan adalah 1/10 mm. Maka volume diatas tiap-tiap bidang menjadi sbb:
1 bidang kecil = 1/20 x 1/20 x 1/10 =1/4000 mm3
1 bidang sedang = 1/4 x 1/4 x 1/10 =1/160 mm 3
1 bidang besar = 1x 1 x 1/10 = 1/10 mm3
Seluruh bidang yang dibagi 3 x 3 x 1/10 = 9/10 mm3
Kamar hitung “Neubeuer”( jadi karena bukan “Improved
Neubeuer” berbeda karena garis-garis dalam bidang besar ditengah-tengah
berlainan. Cara menghitung jumlah eritrosit memakai kamar hitung “Neubeuer”
sedikit berbeda, agak lebih sukar dari pemakaian Improved Neubeuer dan karena itu
tidak dianjurkan. Ada pula kamar hitung yang garis-garisnya dalam seluruh
bidang yang dibagi berlainan sekali dari Improved Neubeuer atau Neubeuer, yaitu
yang bergaris bagi menurut “Burker” atau menurut “Thoma”. Untuk menghitung yang
volumenya lebih besar, yaitu kamar hitung “Fuchs Roshental”. Ukuran “seluruh
bidang yang dibagi” 4 x 4 mm, tingginya 2/10 mm, sedangkan garis baginya
berlainan lagi.
Kaca Penutup, Hendaknya memakai kaca penutup yang
khusus diperuntukkan bagi kamar hitung. Kaca penutup itu lebih tebal dari yang
biasa, sedangkan ia dibuat dengan sangat datar. Hanya dalam keadaan darurat
kaca penutup biasa boleh dipakai. Kaca penutup untuk menghitung jumlah
trombosit dengan tehnik fasekontrast lebih tipis daripada yang dipakai untuk
mikroskop biasa.
Ü Pipet, Pipet Thoma untuk mengencerkan leukosit (pipet
leukosit) sama bentuknya dengan pipet eritrosit. Di dalam bola terdapat sebutir
kaca putih. Pada batang kapiler juga terdapat garis-garis yang bertandakan
“0,5” dan “1,0”. Garis diatas bola diberi angka “11”. Seperti juga pada pipet
eritrosit, angka- angka pada pipet leukosit hanya menandakan derajat
pengenceran yang terjadi, bukan volume mutlak. Jika lebih dulu diisap darah
sampai garis tanda “11”,maka darah dalam bola pipet diencerkan 20x.
Ü Mikroskop,
Ü Counter Tally
c.
Teori Bahan
Bahan – bahan yang digunakan pada saat praktikum
“Hitung Eritrosit” adalah :
Ü Darah
Ü Larutan Hayem, adalah larutan isotonis yang digunakan
sebagai pengencer darah dalm perhitungan sel darah merah. Apabila sampel darah
dicampur dengan larutan hayem maka sel darah putih akan hancur sehingga yang
tertinggal hanya sel darah merah saja. Komposisi larutan hayem adalah 5 gr
Na-Sulfat, 1 gr NaCl, 0,5 gr HgCl2 dan
100 mL aquadesh.
BAB
III
METODOLOGI
a.
Pra Analitik
1.
Penanganan Sampling : Specimen yang hendak / langung diperiksa penanganannya harus baik
dan tidak rusak.
2.
Persiapan Reagen : Larutan hayem, komposisi :
5 gr Na-Sulfat, 1 gr NaCl, 0,5 gr
HgCl2 dan 100 mL aquadesh.
3.
Alat yang diperlukan : Haemometer ( berisi 2 pipet, 1 kamar
hitung dan kaca penutup ), mikroskop, counter tally.
b.
Analitik
1.
Hisaplah darah kapiler / darah EDTA dengan
pipet eritrosit sampai tepat pada garis 0,5.
2.
Hapus kelebihan darah yang melekat pada
ujung luar pipet dengan cara menghapus dari pertengahan pipet kebawah dengan
kertas saring / tissue secara cepat.
3.
Masukkan ujung pipet kedalam larutan hayem
sambil menahan darah pada garis tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45° larutan hayem dihisap perlahan – lahan (jangan sampai timbul gelembung
udara) sampai garis 101.
4.
Angkatlah pipet dari larutan dan tutup
ujungnya dengan ujung jari dan lepaskan karet penghisap.
5.
Kocoklah pipet dengan menutup ujung –
ujung pipet dengan ibu jari dan jari tengah selama 2 – 3 menit. Bila tidak akan
segera diperiksa, letakkan pipet tesebut ke dalam posisi horizontal.
6.
Ambillah kamar hitung improved neubauer
yang bersih, letakkan kamar hitung ini dengan kaca penutup terpasang mantap
diatasnya.
7.
Kocoklah kembali pipet yang telah diisi
tadi, kemudian buanglah larutan dalam batang kapiler pipet sebanyak 3 – 4 tetes
dan segera sentuhkan ujung pipet dengan sudut 30° pada permukaan kamar hitung yang
menyinggung pinggir kaca penutup. Biarkan kamar hitung terisi pelan – pelan
dengan sendirinya.
8.
Cara menghitung jumlah eritrosit dalam
kamar hitung :
-
Meja mikroskop harus dalam posisi
horizontal / posisi rata air. Turunkan lensa dan kecilkan diafragma.
-
Aturlah focus terlebih dahulu dengan
memakai lensa objektif 10x kemudian diganti dengan lensa objektif 40x sampai
garis bagi dalam bidang kecil dibagian tengah tampak jelas.
-
Hitung semua eritrosit yang terdapat 5
kotak kecil atau kotak eritrosit ( R ) yang terbagi lagi dalam 16 kotak kecil –
kecil.
-
Mulailah menghitung dari sudut kiri atas
terus kekanan, kemudian turun ke bawah, dari kanan ke kiri, lalu turun lagi
kebawah dan mulai lagi dari kiri ke kanan dan seterusnya. Cara seperti ini
berlaku untuk ke lima kotak eritrosit tersebut.
-
Kadang – kadang ada sel yang letaknya
menyinggung garis batas. Untuk sel – sel yang menyinggung garis batas sebelah
atas dan sebelah kiri harus dihitung. Sebaliknya, sel – sel yang menyinggung
garis batas sebelah bawah dan sebelah kanan tidak boleh dihitung.
-
Perhitungan jumlah eritrosit. Pengenceran
darah dalam pipet eritrosit = 200x, sedangkan luas tiap kotak eritrosit ( R ) =
1/400 mm dan tinggi kamar hitung 1/10 mm. eritrosit dihitung dalam 5 x 16 kotak
kecil – kecil sehingga jumlah luasnya = 80 x 1/400 mm2 . jadi faktor
volume adalah 1/50 mm3. Faktor perkalian = 50 x 200 = 10.000
Jadi, jumlah eritrosit = jumlah eritrosit
yang dihitung dalam 5 kotak kecil ( R ) x 10.000
-
Pelaporan : dinyatakan jumlah eritrosit /
mm3 darah.
c.
Pasca Analitik
Hasil yang
didapat untuk hitung jumlah eritrosit adalah sebagai berikut :
Kamar I
: 85 eritrosit
Kamar II
: 93 eritrosit
Kamar III : 82 eritrosit
Kamar IV : 92 eritrosit
Kamar V
: 84 eritrosit
Perhitungan :
= ( 85 + 93 + 82 + 92 + 84 ) x 10.000
= 436 x 10.000
= 4.360.000 / mm3
Interpretasi nilai :
Nilai eritrosit normal untuk pria : 4.5 –
5.5 juta / mm3 darah
Nilai eritrosit normal untuk wanita : 4 –
5 juta / mm3 darah
Jadi, jumlah eritrosit saudari Setiawaty
Wahab adalah normal.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
Hasil yang
didapat untuk hitung jumlah eritrosit adalah sebagai berikut :
Kamar I
: 85 eritrosit
Kamar II
: 93 eritrosit
Kamar III : 82 eritrosit
Kamar IV : 92 eritrosit
Kamar V
: 84 eritrosit
Perhitungan :
= ( 85 + 93 + 82 + 92 + 84 ) x 10.000
= 436 x 10.000
= 4.360.000 / mm3
Interpretasi nilai :
Nilai eritrosit normal untuk pria : 4.5 –
5.5 juta / mm3 darah
Nilai eritrosit normal untuk wanita : 4 –
5 juta / mm3 darah
Jadi, jumlah eritrosit saudari Setiawaty
Wahab adalah normal.
BAB V
PENUTUPAN
a.
Kesimpulan
Jumlah eritrosit dari saudari Setiawaty Wahab adalah 4.360.000 / mm3.
Nilai normal eritrosit untuk wanita adalah 4 – 5 juta / mm3
darah
Dari hasil perhitungan dan perbandingan dengan nilai normal untuk
eritrosit dapat disimpulkan bahwa jumlah eritrosit saudari Setiawaty Wahab
adalah Normal.
b. Faktor – faktor yang mempengaruhi :
ü Jumlah darah/larutan Heyem yang diisap
kedalam pipet tidak tepat.
ü
Memakai pipet yang basah
ü
Berkurangnya darah dalam pipet pada waktu penghapusan darah yang melekat
pada bagian luar ujung pipet.
ü
Terjadinya gelembung udara dalam pipet pada waktu menghisap darah/larutan pengencer.
ü
Adanya bekuan darah
ü
Darah tidak homogen
ü
Kamr hitung/kaca penutup kotor
ü
Ada gelembung udara yang masuk pada waktu pengisian kamar hitung
ü
Letak kaca penutup tidak tepat
ü
Meja mikroskop tidak datar
ü
Menghitung sel yang menyinggung garis batas tidak benar
ü
Kaca penutup bergeser karena tersebtuh oleh lensa mikroskop
ü
Larutan pengencer kotor
ü
Menghitung eritrosit tidak memakai lensa obyektif 40x sehingga kurang
teliti.
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
No comments:
Post a Comment